Self Awareness
adalah keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar tentang emosi
yang sedang kita alami dan juga pikiran-pikiran kita mengenai emosi
tersebut.
John D. Mayer, mengatakan bahwa umumnya ada 3 gaya yang tampil ketika seseorang menghadapi emosinya, yaitu:
Paham diri sendiri merupakan dasar untuk memperbaiki kinerja maupuan untuk meningkatkan rasa percaya diri, dan juga meningkatkan pemahaman terhadap orang lain. Jadi, penting bagi seorang pemimpin untuk meluangkan waktunya nggak hanya untuk memahami orang lain, tetapi terlebih dahulu adalah untuk memahami diri sendiri. Apa yang perlu kita pahami dari diri kita sendiri? Misal saja, apa nilai-nilai yang kita anutnya (misalnya: kejujuran, kerja sama, tanggung jawab), apa kelemahan dan kelebihan diri kita, apa minat kita, apa tujuan kita dalam hidup, apa yang selama ini kita perjuangkan.
John D. Mayer, mengatakan bahwa umumnya ada 3 gaya yang tampil ketika seseorang menghadapi emosinya, yaitu:
1. Terbebani (Engulfed)
Tipe ini tenggelam dalam emosi-emosinya dan tidak mampu keluar dari situasi ini. Mereka tidak memahami emosinya sendiri sehingga bisa mudah larut terbawa emosi. Akibatnya, mereka tidak banyak berusaha untuk keluar dari kondisi emosi tertentu dan akhirnya tidak mampu mengontrol perilaku emosionalnya. Contohnya adalah kasus putus cinta yang jadi pembuka artikel ini, atau kasus orang yang memaki-maki pengendara lain karena lalu lintas yang macet. Mereka tidak meluangkan waktu lebih banyak untuk menyadari emosi sedih atau marah yang sedang mereka rasakan. Begitu merasakan emosi tertentu, tanpa pikir panjang mereka langsung bereaksi sesuai dorongan emosi tersebut.
Tipe ini tenggelam dalam emosi-emosinya dan tidak mampu keluar dari situasi ini. Mereka tidak memahami emosinya sendiri sehingga bisa mudah larut terbawa emosi. Akibatnya, mereka tidak banyak berusaha untuk keluar dari kondisi emosi tertentu dan akhirnya tidak mampu mengontrol perilaku emosionalnya. Contohnya adalah kasus putus cinta yang jadi pembuka artikel ini, atau kasus orang yang memaki-maki pengendara lain karena lalu lintas yang macet. Mereka tidak meluangkan waktu lebih banyak untuk menyadari emosi sedih atau marah yang sedang mereka rasakan. Begitu merasakan emosi tertentu, tanpa pikir panjang mereka langsung bereaksi sesuai dorongan emosi tersebut.
2. Menerima (Accepting)
Orang-orang ini sebenarnya menyadari emosi apa yang mereka rasakan namun cenderung menerima begitu saja emosi yang sedang terjadi dan tidak mencoba memahami emosi tersebut lebih jauh. Pada akhirnya mereka tidak berusaha untuk beradaptasi dengan emosi yang muncul. Hal ini bisa menjadi masalah ketika emosi yang dialami adalah sedih, lalu dibiarkan berkepanjangan sehingga bisa menimbulkan perasaan tertekan (depresi). Hal lain terjadi ketika emosi yang dirasakan adalah marah atau takut. Mungkin saja dalam jangka panjang, emosi marah yang dibiarkan ini bisa berubah jadi perasaan dendam, sedangkan emosi takut bisa menjadi paranoid (rasa takut berlebihan yang tidak jelas alasannya).
Orang-orang ini sebenarnya menyadari emosi apa yang mereka rasakan namun cenderung menerima begitu saja emosi yang sedang terjadi dan tidak mencoba memahami emosi tersebut lebih jauh. Pada akhirnya mereka tidak berusaha untuk beradaptasi dengan emosi yang muncul. Hal ini bisa menjadi masalah ketika emosi yang dialami adalah sedih, lalu dibiarkan berkepanjangan sehingga bisa menimbulkan perasaan tertekan (depresi). Hal lain terjadi ketika emosi yang dirasakan adalah marah atau takut. Mungkin saja dalam jangka panjang, emosi marah yang dibiarkan ini bisa berubah jadi perasaan dendam, sedangkan emosi takut bisa menjadi paranoid (rasa takut berlebihan yang tidak jelas alasannya).
Paham diri sendiri merupakan dasar untuk memperbaiki kinerja maupuan untuk meningkatkan rasa percaya diri, dan juga meningkatkan pemahaman terhadap orang lain. Jadi, penting bagi seorang pemimpin untuk meluangkan waktunya nggak hanya untuk memahami orang lain, tetapi terlebih dahulu adalah untuk memahami diri sendiri. Apa yang perlu kita pahami dari diri kita sendiri? Misal saja, apa nilai-nilai yang kita anutnya (misalnya: kejujuran, kerja sama, tanggung jawab), apa kelemahan dan kelebihan diri kita, apa minat kita, apa tujuan kita dalam hidup, apa yang selama ini kita perjuangkan.